UMKM di Dusun Krajan (Juni-Juli 2023)

  • Jul 23, 2023

Berikut merupakan UMKM yang terdapat di Dusun Krajan, Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis (Data pengambilan dari Juni-Juli 2023).


  1. Bordir Bu Farida


    FAIRALFAN BY Farida merupakan brand di bidang fashion, yang semua jenis produksinya di aplikasikan dengan teknik bordir dan sulam. Usaha ini didirikan pada tahun 2014. Adanya UMKM ini dapat membantu mewujudkan keinginan customer untuk tampil dengan outfit yang menarik dan tentunya berkualitas, serta memiliki ciri khas sesuai trend. Usaha bordir ini juga memiliki peran dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Usaha ini memiliki beragam jenis produk seperti, kemeja cowok, pakaian perempuan, tas, baju anak,  kerudung, sepatu, sandal, selendang, souvenir, dll. Produk Bu Farida sering kali hadir dalam pameran - pameran UMKM dan ada juga yang dititipkan di gallery sebuah hotel. Keunggulan yang dimiliki usaha ini yaitu menggunakan kain kanvas premium dengan ornamen bordir khas jawa timur, ada juga kerajinan berbahan kulit menggunakan kulit asli berkualitas premium. Bu Farida sebagai pemilik usaha ini, telah tersertifikasi sebagai penguji uji kompetensi bidang keahlian bordir dan sulam. Tentunya keahlian beliau terkait bordir dan sulam tidak perlu diragukan, sehingga dalam pembuatan dan produk yang dihasilkan, kualitasnya terjamin.

    Bu Farida juga sering memberikan pelatihan di desa - desa, menghadiri undangan dari lembaga untuk pendampingan UMKM, ada juga permintaan untuk mengajar di sekolah SMK. Terkadang ada juga undangan dari luar kota. Keahlian bordir telah dipelajari Bu Farida, sejak duduk di bangku SMA. Untuk mengembangkan kemampuannya, beliau mengikuti uji kompetensi dan akhirnya tersertifikasi. Ada 8 orang yang turut berpartisipasi dalam proses produksi usaha ini. 8 orang ini ada yang dari warga sekitar dan ada juga yang dari luar kota. Sasaran pasar nya dari anak - anak hingga dewasa. Kendala yang cukup menghambat usaha ini, ada pada harga bahan mentah (kain) yang mudah naik. Sehingga harga produk juga ikut naik seiring naiknya harga bahan mentah. Momen pandemi covid-19 kemarin turut membuat omset usaha menurun. Guna mengatasi hal tersebut, Bu Farida mencoba memproduksi masker yang memang pada saat pandemi covid-19 produk masker banyak dicari. Bu Farida berupaya untuk terus berinovasi agar produk dari usahanya dapat diterima di pasaran. Segala inovasi terus coba diaplikasikan pada produk - produknya agar sesuai dengan permintaan pasar dan perkembangan yang ada.
     

  2. Produsen Kerupuk Pak Sumari

     

    Berdiri sejak 25 tahun yang lalu, sekitar tahun 90 an. Usaha ini bukan turun temurun dari keluarganya, meskipun di sekitar kediaman Pak Fudholi terdapat beberapa usaha pandai besi yang berjalan secara turun temurun. Usaha ini berawal dari keinginan Pak Fudholi sendiri untuk menjadi seorang pandai besi karena di sekitar wilayah Dusun Krajan Sumberpasir banyak didapati pengrajin bilah (pande besi). “Kerjo pande iki guduk kerjo seng maen maen mas, lek gak betah panas ojo mande” ujar Pak Fudholi.

    Bahan pembuatan bilah, umumnya menggunakan baja per (bekas per mobil). Selain jenis bahan tersebut, Pak Fudholi juga melayani bahan” lain sesuai permintaan pemesan. Sistem produksi nya tergantung pesanan (pande akan produksi jika ada pesanan). Sebenarnya setiap harinya tetap ada kegiatan produksi, hanya saja jumlah barang yang dihasilkan tidak banyak. Produk yang sering dibuat seperti arit, calok, perkakas pertanian lainnya. Selain membuat bilah dari bahan mentah sampai jadi, Pak Fudholi juga melayani servis pisau/golok. Terdapat 2 pekerja dalam usaha pande Pak Fudholi, sudah termasuk Pak Fudholi sendiri. Jam kerjanya, dimulai pukul 7 pagi hingga pukul 11.30 (dzuhur). Lanjut lagi pukul 13.00 hingga pukul 15.00 (ashar). Terkait pemasaran, sementara ini masih dilakukan secara offline.

    Terdapat mesin pemukul yang membantu produksi pande. Adanya mesin ini dapat menghemat tenaga saat menempa bilah. Adanya mesin tersebut membuat Pak Fudholi merasa tidak terlalu capek ketika menempa bilah dibandingkan dengan metode penempaan manual (full menggunakan tenaga manusia) yang cukup melelahkan. Mesin tersebut merupakan rakitan sendiri. Mekanisme nya terinspirasi dari mesin yang sudah ada dipasaran kemudian Pak Fudholi mencoba merakit sendiri. Mesin ini sangat membantu, terutama meminimalisir banyaknya tenaga manusia yang diperlukan saat proses produksi dalam usaha pande besi ini.
     

  3. Produsen Tempe Pak Hariyantono

    Di Desa Sumbepasir terdapat UMKM Produsen Tempe milik Pak Hariyantono yang juga selaku Ketua RT 9 yang dimulai sejak 1989 dan sudah turun-menurun. Proses produksi tempe yang melibatkan serangkaian langkah seperti kedelai sebagai bahan utama diproses secara step-by-step selama beberapa hari untuk menghasilkan tempe berkualitas tinggi. Proses dimulai dengan perendamam kedelai selama semalam. Setelah itu, pengupasan kulit dan penggilingan. Dilanjutkan dengan pembuatan ragi dan proses fermentasi tempe sebelum proses pengemasan.

    Proses pembuatan tempe dilakukan langsung di rumah dengan dibantu oleh karyawan. Tempe yang dihasilkan memiliki ketebalan yang tipis. Sejak tahun 1989, usaha ini telah menjual produknya ke pasar melalui outlet sendiri. Dalam setiap harinya, produsen ini mampu menghasilkan satu kuintal tempe, menunjukkan produktivitas yang konsisten. Namun, dalam proses pembuatannya, terkadang produsen menghadapi kendala terkait listrik karena menggunakan dinamo dalam proses produksi. Selain memproduksi tempe, produsen ini juga terlibat dalam pembuatan popcorn sebagai produk tambahan yang ditawarkan kepada konsumen.